RAKYATKU.COM, ENREKANG - Kementerian Agama (Kemenag) terus berupaya memperkuat kerukunan beragama di Indonesia. Salah satu langkah nyatanya melalui program pembentukan 1.000 Kampung Moderasi Beragama (KMB) di berbagai penjuru negeri.
Di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel), wujud nyata program ini diresmikan dengan peluncuran KMB di Dusun Salubarani, Desa Pana, Kecamatan Alla, Kamis (10/8/2023).
Kegiatan yang berlangsung di Lapangan Desa Pana ini merupakan kolaborasi antara Kemenag, Forum Kerukunan Umar Beragama (FKUB), dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Enrekang.
Baca Juga : Ini Penjelasan Kemenag Terkait Azan Magrib pada 5 September 2024
Kepala Kantor Kemenag Enrekang, Ramli Rasyid, mengatakan bahwa KMB mengusung tema Satu Tekad untuk Mewujudkan Indonesia yang Damai.
Ramli menegaskan pesan penting dalam sambutannya dengan mengutip ayat suci Al-Qur'an serta salah satu ayat dalam Al Kitab Mazmur yang menekankan tentang pentingnya penghargaan terhadap perbedaan keyakinan.
"Lewat moderasi diharapkan akan muncul kedamaian di seluruh aspek kehidupan masyarakat," kata Ramli.
Baca Juga : Hasil Sidang Isbat: Pemerintah Tetapkan Iduladha 1445 H Jatuh pada 17 Juni 2024
Ketua FKUB Enrekang, Syawal Sitonda, mendukung penuh program KMB ini. Ia mengungkapkan keyakinannya KMB akan menjadi teladan bagi kampung-kampung lain dalam menerapkan harmoni dan toleransi antarumat beragama.
FKUB, kata dia, sebagai lembaga yang berperan dalam menjaga kerukunan beragama, siap untuk bertindak sebagai mediator dalam upaya memfasilitasi dialog dan musyawarah terkait isu-isu keberagamaan.
Syawal menegaskan pentingnya kerukunan beragama dalam membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Enrekang sendiri mencatat indeks kerukunan yang mencapai angka 78 persen, menempatkannya sebagai salah satu dari lima besar wilayah dengan indeks kerukunan tertinggi di Sulsel.
Baca Juga : Kemenag Minta Jemaah Umrah Tinggalkan Arab Saudi Sebelum 29 Zulkaidah
Aswan Anjas, salah satu panitia dari FKUB Enrekang, mengatakan pemilihan Desa Pana sebagai lokus KMB punya alasan khusus. Wilayah ini menjadi pilihan karena dihuni masyarakat yang memiliki latar belakang agama yang beragam, tetapi tetap hidup berdampingan dengan damai.
"Desa ini berbatasan langsung dengan Toraja. Warganya banyak yang Kristen dan Islam, tapi tidak pernah ada konflik karena sentimen agama. Ini sangat cocok jadi contoh konkret kerukunan di Enrekang," ungkapnya.